me

10 Fakta Tahun Baru Imlek yang Harus Kamu Tahu

Jan 16, 2023.By Blibli Friends
Bagikan

twill.net

Karena merupakan negara yang Bhineka Tunggal Ika, jadi saat agama dan budaya lain merayakan Hari Raya atau hari besar mereka, biasanya orang Indonesia selalu ikut merayakannya. Kebetulan di Indonesia cukup banyak penduduk yang merupakan keturunan Tionghoa. Karena itu Tahun Baru Imlek pun dirayakan di sini. Mau tahu apa saja fakta Tahun Baru Imlek yang menarik?

Sebelumnya, kenalan sekilas dengan Tahun Baru Imlek, yuk. Tahun Baru China ini punya sejarah yang panjang, diperkirakan mulai dirayakan sejak abad ke-5 Masehi, walau sebenarnya nggak ada data yang benar-benar pasti. Tapi cikal-bakalnya diperkirakan sudah dimulai dari era Dinasti Shang (1600 – 1046 SM). Sejak saat itu sudah ada upacara penyembahan pada para dewa yang telah membantu mereka.

Baca juga :


1. Imlek Adalah Festival Bagi ¼ Populasi Dunia

pexels.com

Saat ini, ada sekitar 2 miliar penduduk dunia yang merayakan datangnya Tahun Baru Imlek setiap tahunnya dengan berbagai cara. Meskipun hanya dengan mengakui adanya Tahun Baru Imlek, ini tetap dianggap sebagai perayaan. Negara yang menjadikan Imlek sebagai hari libur nasional antara lain adalah:

  • China
  • Indonesia
  • Filipina
  • Vietnam
  • Korea Selatan
  • Malaysia
  • Korea Selatan
  • Singapura 
  • Brunei. 

Sedangkan banyak negara lainnya yang ikut merayakan, meski nggak dibuat hari libur nasional. Bahkan ada cukup banyak kota-kota di negara barat yang merayakan festival Tahun Baru Imlek. Di antaranya seperti New York di Amerika Serikat, Vancouver di Kanada dan Sydney di Australia.

Ini sebenarnya nggak mengherankan, mengingat orang Tionghoa dikenal suka merantau sejak jaman nenek moyang mereka sampai sekarang. Karena itu, orang keturunan Tionghoa tersebar di berbagai negara di dunia. Mereka merayakan tradisi Tionghoa di tempat tinggal barunya. Bagi yang memiliki populasi cukup besar, biasanya perayaannya jadi lebih besar pula. 

2. Tahun Baru Imlek Juga Dinamakan Festival Musim Semi

Saat ini di Indonesia masih musim hujan dan cuacanya lagi dingin-dinginnya di beberapa kota. Sama juga dengan beberapa negara lain di barat, Jepang, Korea Selatan dan tentu di China sendiri. Jadi kenapa dinamakan Festival Musim Semi? Atau dalam bahasa China dinamakan chūnjié /chwnn-jyeah, yang artinya ‘awal musim semi’. 

Ini karena Tahun Baru Imlek selalu jatuh di antara tanggal 4 – 18 Februari setiap tahunnya, yang merupakan awal dari musim semi. Memang cuacanya masih dingin banget di berbagai negara. Tapi awal musim semi ini menandakan akhir dari periode paling dingin di musim dingin. Setelah itu, udara akan mulai menghangat perlahan-lahan, menurut tradisi kuno China. 

3. Kebiasaan Membersihkan Rumah

pexels.com

Sebelum perayaan meriah Tahun Baru Imlek, orang Tionghoa akan membersihkan seluruh rumah mereka. Karena awalnya Tahun Baru Imlek dirayakan bersama nenek moyang yang telah tiada dan para dewa, maka untuk mendapat berkah, rumah harus bersih. Sebenarnya kebiasaan ini juga sama dengan banyak tradisi budaya dan religi lainnya. 

Namun dalam tradisi Tionghoa, membersihkan rumah sebelum perayaan Tahun Baru Imlek juga punya makna lain. Membersihkan rumah artinya menghilangkan semua keburukan dan hal-hal yang tidak menguntungkan di tahun yang baru. Jadi yang masuk ke rumah dan mendatangi keluarga itu diharapkan hanya hal-hal baik saja. 

4. Perayaan Imlek Berlangsung Selama 15 Hari

Di Indonesia, perayaan Imlek hanya berlangsung selama 1 hari. Meskipun orang-orang keturunan Tionghoa tetap ada yang merayakannya selama 15 hari penuh. Di berbagai pusat keramaian juga dilaksanakan selama 15 hari. Di China juga masih dirayakan selama 15 hari dan menjadi hari libur terbesar di sana. Orang-orang cenderung akan pulang ke kampung halaman masing-masing. 

Kenapa menunggu 15 hari? Karena di hari ke-15 biasanya muncul bulan purnama pertama di tahun yang baru. Di China sendiri, hari libur nasional berlangsung selama 3 hari pertama dan ini merupakan perayaan besarnya. Meski begitu, banyak orang yang mengambil cuti lebih panjang agar bisa merayakan selama 15 hari penuh. 

5. Anak-anak Menerima Amplop Uang

pexels.com

Di Indonesia, kita mengenalnya dengan istilah angpao. Di mana anak-anak akan mendapatkan amplop berisi uang dari anggota keluarga yang sudah dewasa. Sebenarnya, yang berhak menerima amplop bukan anak-anak saja. Selama masih belum menikah, dianggap masih pantas menerima angpao. Tapi kemudian budaya bergeser dan amplop hanya diberikan pada anak-anak saja. 

Amplop ini biasanya berwarna merah dan di dalamnya berisi uang. Uang yang didapat anak-anak ini boleh mereka gunakan untuk apa pun yang mereka suka. Ada yang membelinya untuk beli jajanan kesukaan, mainan, dan ada juga yang ditabung. Jadi di Tahun Baru Imlek nggak ada tradisi memberi kado, walaupun nggak ada salahnya bila ada yang mau memberi kado.

Jumlah uang yang diberikan sebenarnya nggak ditentukan. Berapa pun nggak masalah. Tapi kalau benar-benar mengikuti tradisi, disarankan untuk nggak memberikan uang yang mengandung angka 4. Jadi 40, 400, 4000 dan seterusnya sebaiknya dihindari. Kalau bisa pilih angka yang nggak bisa dibagi 4 juga. Ini karena angka 4 kalau diucapkan mirip dengan ‘kematian’ dalam bahasa China.  

6. Makanan Khas di Tahun Baru Imlek

Biasanya Tahun Baru Imlek dirayakan dengan makan besar bersama seluruh anggota keluarga besar. Saat ini, mereka akan berdoa untuk mendapat kesehatan, kebahagiaan dan kemakmuran selama satu tahun ke depan. Makanan tradisional China dihidangkan selama makan-makan ini. 

Antara lain adalah ikan kukus yang dimasak dengan jahe dan saus daun bawang, pangsit khas China, spring roll atau semacam lumpia, mi panjang umur,  ayam bakar, tumis sayur-sayuran dan salah satu yang paling populer adalah hot pot. Selain itu, ada juga kua tahun baru yang terbuat dari beras. 

7. Kembang Api dan Petasan

pexels.com

Sama seperti tahun baru di penanggalan Masehi yang sering dirayakan dengan kembang api di malam tahun baru, saat Tahun Baru Imlek pun begitu. Nggak hanya kembang api saja, tapi juga petasan. Sebenarnya, tujuan awalnya dinyalakannya kembang api dan petasan adalah untuk menakuti roh jahat yang ada di sekeliling kita. 

Legenda yang dipercaya adalah di masa lalu ada monster bernama Nian yang akan keluar untuk memakan penduduk desa dan menghancurkan rumah tiap malam tahun baru. Penduduk desa lalu mencoba membakar batang bambu kering untuk membuat suara ledakan, ternyata ini berhasil menakuti Nian. Sejak itu, ini dijadikan tradisi saat Tahun Baru Imlek. 

Sekarang, menyalakan kembang api dan petasan adalah tradisi besar untuk merayakan Imlek. Meskipun di malam hari timbul suara keras yang agak mengganggu, tapi tradisi ini sudah biasa dilakukan dan akhirnya dinikmati banyak orang. 

8. Imlek Diakhiri dengan Festival Lentera

Festival Lentera atau Festival Lampion pastinya sudah nggak asing lagi. Di Indonesia pun sering dilakukan di beberapa tempat tertentu saat Tahun Baru Imlek. Tapi belum banyak yang tahu kalau Festival Lentera menandakan akhir dari perayaan dan kemeriahan Tahun Baru Imlek. Festival Lentera menandakan bahwa bulan penuh atau bulan purnama pertama sudah muncul di tahun yang baru. 

Selama festival ini, di negara asalnya, rumah-rumah akan dihiasi dengan lentera yang warna-warni dan bentuknya cantik. Sering kali, orang menghiasi lentera mereka dengan tulisan atau gambar-gambar. Ada juga yang menghiasinya dengan tebakan. Kalau ada yang bisa menebak dengan tepat, maka orang itu akan diberi hadiah kecil. Di saat inilah kita akan melihat dragon dance atau yang kita kenal dengan barongsai.

Diperkirakan, Festival Lentera ini dimulai sejak masa Dinasti Han (206 SM – 220 SM), saat biarawan Budha menyalakan lentera di hari ke-15 perayaan Tahun Baru Imlek. Ini mereka lakukan sebagai bentuk penghargaan ke Budha. Acara ini pun kemudian diadaptasi oleh orang China kebanyakan hingga menyebar ke seluruh China dan bahkan ke sebagian dari benua Asia. 

Festival Lentera juga diasosiasikan dengan legenda Jade Emperor atau You Di yang marah pada sebuah kota karena membunuh angsa. Ia berencana membakar kota itu dan menghancurkannya, tapi seorang peri menasihati penduduk kota untuk menyalakan lentera untuk mengecoh You Di. Kota pun selamat dan menyalakan lentera dijadikan tradisi tahunan. 

9. Merayakan dengan Barongsai

pexels.com

Salah satu perayaan di Festival Lentera yang merupakan penutupan Tahun Baru Imlek adalah dragon dance atau tari naga yang di Indonesia lebih dikenal dengan barongsai. Tradisi ini diperkirakan dimulai sejak era Dinasti Han (206 SM – 24 M). Tradisi tua ini hebatnya nggak pernah pudar sampai detik ini. Asalnya, tarian ini ditampilkan untuk para nenek moyang yang telah tiada. 

Makna lain dari tari naga adalah meminta agar di tahun yang baru ini turun hujan yang cukup agar panennya baik. Selain itu, diharapkan sepanjang tahun semua orang terhindar dari sakit dan kelaparan. Tapi sekarang barongsai lebih berupa aktivitas kultural. Bahkan sejak Dinasti Tang dan Song, barongsai sering terlihat di berbagai festival, bukan saat Imlek saja.

Naga merupakan makhluk buatan tradisional China yang dianggap sakral. Makhluk ini berevolusi dari dinasti ke dinasti, hingga menjadi seperti sekarang. Naga memiliki badan mirip ular. tanduk rusa, telinga banteng, mata kelinci, cakar harimau, dan sisik ikan. Ini menjadikan naga mampu bergerak di daratan dan air, bahkan terbang!

Selama dilakukan tari naga, akan ada suara musik yang keras. Di tradisi asalnya, musik dimainkan secara langsung. Tapi sekarang ada juga yang cukup menyalakan musik yang sudah direkam saja. Yang pasti, bunyi-bunyian ini ada maknanya. Suara drum dan alat musik lainnya yang kencang dipercaya ampuh untuk mengusir semua roh jahat dan hal-hal merugikan yang masih tertinggal dari tahun lalu. 

10. Perayaan Imlek di Indonesia

Perayaan Tahun Baru Imlek sebenarnya belum lama diresmikan, yaitu sejak tahun 1998 setelah rezim Orde Baru runtuh. Presiden Gus Dur yang dikenal sangat terbuka dengan keberagaman budaya adalah yang berjasa meresmikan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur nasional di Indonesia. 

KUE LAPIS LEGIT PREMIUM FULL WISMAN CNY IMLEK SINCIA HAMPERS DIJAMIN ENAK


Baca juga :

Orang Tionghoa sendiri sudah datang ke tanah air sejak abad ke-3 Masehi. Sekarang perayaan Tahun Baru Imlek di Indonesia pun cukup meriah. Terutama kalau kita datang ke pusat perbelanjaan atau kawasan Pecinan.

Tag: