me

Pemimpin yang Baik Menurut Islam dan Rasulullah, Harus Dicintai dan Mencintai Rakyatnya!

Dec 18, 2023.By
Bagikan

mahadaly-nuruljadid.ac.id
berikut ini pandangan Islam tentang pemimpin atau Ulil Amri!

Menjelang pemilu Presiden 2024, kita semakin banyak mendapat berita-berita dan kampanye dari pasangan calon. Dalam memilih, kita harus pertimbangkan banyak hal termasuk sudut pandang Islam tentang pemimpin itu sendiri!

Baca Juga : 


Apa Arti Pemimpin dalam Islam?

arrahim.id

Dalam Islam, dikenal Istilah “Ulil Amri” yang berasal dari sebuah ayat dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam Surah An-Nisa (4:59). Ayat tersebut menyatakan:

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnah)-Nya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.”

Terjemahan umum dari Ulil Amri adalah “mereka yang memiliki otoritas” atau “orang-orang yang memiliki kekuasaan.” Dalam konteks ayat tersebut, ulil amri diidentifikasi sebagai pemimpin atau otoritas dalam masyarakat Muslim. Ini bisa mencakup pemimpin politik, pemimpin militer, ulama, atau otoritas yang ditetapkan dalam kerangka pemerintahan Islam.

Ketaatan terhadap Ulil Amri adalah suatu kewajiban dalam Islam. Umat Muslim diharapkan untuk menaati otoritas yang sah, selama perintah-perintah tersebut nggak bertentangan dengan ajaran agama Islam. Ulil Amri diharapkan untuk bertindak dengan adil dan menjalankan tanggung jawab mereka untuk kesejahteraan umat karena harus didasarkan pada prinsip keadilan, kebaikan, dan pelayanan masyarakat.

Ulil Amri memiliki kewenangan untuk membuat keputusan hukum, asalkan keputusan tersebut sejalan dengan ajaran Islam. Mereka memainkan peran penting dalam menegakkan hukum Islam (syariah) dan menjaga keadilan dalam masyarakat.

Pemimpin yang Baik Menurut Islam

pemimpin.id

Menurut ajaran Islam, seorang pemimpin yang baik seharusnya memenuhi berbagai kriteria dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Berikut adalah beberapa karakteristik yang menunjukkan bagaimana seorang pemimpin seharusnya menurut perspektif Islam:

Taqwa (Ketaqwaan)

Seorang pemimpin yang baik dalam Islam harus memiliki ketaqwaan kepada Allah. Ketaqwaan mencakup kepatuhan kepada hukum-hukum Allah dan kesadaran akan tanggung jawab moral.

Adil

Keadilan adalah nilai sentral dalam Islam. Pemimpin yang baik harus adil dalam segala keputusan dan perlakuan, tanpa memandang suku, agama, atau status sosial.

Pemimpin yang Pelayan

Konsep kepemimpinan dalam Islam bukanlah dominasi atau kekuasaan semata, tetapi lebih kepada pelayanan kepada masyarakat. Pemimpin seharusnya memandang dirinya sebagai pelayan umat.

Kejujuran dan Amanah

Seorang pemimpin harus jujur dan amanah. Kejujuran dan amanah merupakan sifat-sifat yang sangat ditekankan dalam Islam.

Kebijakan Berbasis Islam

Keputusan-keputusan pemimpin seharusnya didasarkan pada nilai-nilai Islam dan hukum syariah. Pemimpin nggak boleh melanggar prinsip-prinsip agama.

Kesetiaan kepada Prinsip-Prinsip Islam

Pemimpin yang baik harus setia kepada prinsip-prinsip Islam dan nggak boleh menyerah pada tekanan atau godaan yang bertentangan dengan ajaran agama.

Kemurahan Hati dan Keadilan Sosial

Pemimpin Islam harus memperhatikan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat. Kemurahan hati, pemberian hak-hak kepada yang berhak, dan perhatian terhadap fakir miskin adalah nilai-nilai yang dijunjung tinggi.

Konsultatif (Syura)

Pemimpin seharusnya melibatkan konsultasi dengan ahli-ahli dan otoritas yang kompeten dalam mengambil keputusan. Prinsip syura menekankan pentingnya partisipasi dan keterlibatan kolektif dalam pengambilan keputusan.

Keteladanan

Seorang pemimpin harus menjadi contoh yang baik bagi masyarakat. Kepemimpinan melalui keteladanan merupakan cara terbaik untuk mempengaruhi dan membimbing umat.

Penting untuk diingat bahwa karakteristik seorang pemimpin yang baik menurut Islam bersumber dari prinsip-prinsip agama dan etika. Pemimpin yang menerapkan nilai-nilai ini diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera, dan berkeadilan.

Kriteria Pemimpin yang Baik Menurut Nabi

Terkait dengan kepemimpinan, Islam sangat memperhatikan aspek etika dan moral yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Pemimpin yang dianggap ideal dalam sejarah Islam adalah Nabi Muhammad SAW dan untuk menilai kepemimpinan yang ideal, tiga dari empat sifat wajib bagi para nabi dan rasul seperti siddiq (jujur), amanah (dipercaya), dan fathanah (cerdas).

Di samping tiga sifat wajib itu, berikut ini adalah kriteria lain yang ditetapkan untuk melihat pemimpin-pemimpin di sekitar kita:

Nggak Rakus/Tamak

Rakus adalah karakter buruk yang seharusnya nggak ada di kepribadian seorang pemimpin. Keinginan berlebihan dan ketamakan dapat menyebabkan tindakan nggak jujur ketika memimpin, dan seorang pemimpin yang terlibat dalam kecurangan ditegur oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Allah SWT. nggak akan memasukkan pemimpin semacam itu ke dalam surga. Sebagaimana yang disampaikan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari:

ماَ مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيْهِ اللَّهُ رَعِيَّةً، يَمُوْتُ يَوْمَ يَمُوْتُ، وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ، إِلاَّ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ   

Artinya: “Tidaklah seorang hamba yang diserahi Allah untuk memimpin rakyat, lalu ia meninggal dunia dalam keadaan curang terhadap rakyatnya, kecuali Allah mengharamkannya masuk surga.” (Hadis riwayat Imam al-Bukhari)

Amanah

Kejujuran dan tanggung jawab yang dimiliki oleh seseorang akan memengaruhi keputusan yang diambilnya, cara pandangnya saat menangani berbagai kasus dan masalah yang menjadi tanggung jawabnya, serta perhatiannya terhadap kepentingan orang-orang yang berada di bawah kepemimpinannya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ  

Artinya: “Dari ‘Abdullah bin Umar radliallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ketahuilah setiap dari kalian adalah seorang pemimpin, dan kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin. Penguasa yang memimpin orang banyak akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan isteri pemimpin terhadap keluargan suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, budak juga seorang pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya, ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.” 

Ahli 

Seorang pemimpin diharapkan memiliki keahlian yang mumpuni, terutama dalam merancang tatanan kewarganegaraan yang dapat mengarahkan negara dan rakyat menuju stabilitas sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam:

فَإِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ، قَالَ: كَيْفَ إِضَاعَتُهَا؟ قَالَ: إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظَرْ السَّاعَةَ. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ    

Artinya: “Apabila sifat Amanah sudah hilang, maka tunggulah terjadinya kiamat”. Orang itu bertanya, “Bagaimana hilangnya amanah itu?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah terjadinya kiamat”. (Hadis riwayat Imam al-Bukhari).

Dicintai dan Mencintai Rakyat

Kriteria seorang pemimpin lainnya adalah dicintai dan mencintai rakyat yang dipimpinnya, sebab Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:  

 خِيارُ أئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ ويُحِبُّونَكُمْ، ويُصَلُّونَ علَيْكُم وتُصَلُّونَ عليهم، وشِرارُ أئِمَّتِكُمُ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ ويُبْغِضُونَكُمْ، وتَلْعَنُونَهُمْ ويَلْعَنُونَكُمْ   

 Artinya: “Sebaik-baik pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian cintai dan mencintai kalian, kalian mendoakan mereka dan mereka pun mendoakan kalian. Dan seburuk-buruk pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian benci dan membenci kalian, kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian.” (Hadis riwayat Imam Muslim). 


Baca Juga : 

Mengamalkan doa-doa ini tentu berguna banget dalam kehidupan sehari-hari.

Tag: