me

7 Fakta Desa Legetang Dieng yang Tenggelam

May 22, 2024.By Nadine
Bagikan

dolandolen.com

Sebelum liburan ke Dieng, cek dulu fakta Desa Legetang Dieng berikut.

Fakta Desa Legetang Dieng — Kalau bicara soal Dataran Tinggi Dieng, banyak orang Indonesia pasti tahu. Dikenal dengan keindahan kawahnya yang mengandung belerang dan tanaman edelweiss, keindahan alam Dieng kerap jadi destinasi turis lokal dan mancanegara. Sementara Desa Legetang yang merupakan desa di sekitar Dieng mungkin belum banyak yang tahu. Padahal fakta Desa Legetang Dieng menarik banget, lho!

Penggemar kisah mistis mungkin sudah tahu kisah Desa Legetang Dieng yang tersohor. Katanya sempat hilang di masa lalu, sebenarnya mitos atau fakta? Sebelum mencari tahu fakta menarik seputar desa ini, yuk dapatkan sekilas info tentang Desa Legetang Dieng.

Baca Juga:


Sekilas Tentang Desa Legetang Dieng

Sekilas Tentang Desa Legetang Dieng
Sumber: twitter.com/mwv_mystic

Desa Legetang adalah sebuah dusun yang jaraknya hanya 3 kilometer saja dari Kawah Sileri, kawah di Dataran Tinggi Dieng yang paling besar. Dieng sendiri merupakan dataran paling tinggi kedua di dunia, tingginya mencapai 2.000 meter di atas permukaan laut. Lokasi Desa Legetang ada di antara Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Jadi, desa ini berada di dalam kompleks gunung berapi.

Seperti kawasan gunung berapi lainnya, warga Desa Legetang Dieng harus selalu siap tinggal di kawasan yang seperti bom waktu. Gunung bisa meledak kapan saja, apalagi Dieng memiliki banyak kawah, bukan hanya Kawah Sileri. Kawah di sekitar Dieng pasti mengalami erupsi, pada umumnya disertai dengan gempa.

Merupakan kawasan gunung berapi, tentu area di sekitar Desa Legetang Dieng ini amat sangat subur. Meski begitu, warga sebenarnya nggak diperbolehkan untuk bercocok-tanam di kawasan yang lereng, karena sangat berbahaya memicu erupsi. Bukan hanya di Desa Legetang saja, penduduk di desa sekitarnya juga sayangnya masih banyak yang memanfaatkan lahan berbahaya untuk cocok tanam.

Fakta Menarik Tentang Desa Legetang Dieng

Ada berbagai fakta menarik seputar Desa Legetang Dieng yang diceritakan dari mulut ke mulut. Nggak perlu penasaran lagi, ini dia 7 fakta menarik tentang desa di dekat Kawah Sileri ini:

1. Lahan Desa Legetang Dieng Sangat Subur

Desa Legetang diberkahi dengan tanahnya yang amat sangat subur. Bercocok tanam di desa ini hampir selalu berhasil. Tanahnya gembur, tanah yang pasti sangat disukai oleh para petani. Hanya saja tanahnya masih sangat labil, jadi memang nggak disarankan untuk bercocok tanam dalam skala besar. Kalau untuk keperluan rumah tangga di sekitar rumah sebenarnya masih aman-aman saja.

Rentang Harga: Rp 630.000 – Rp 650.000

Blibli Friends tertarik berkunjung ke Dataran Tinggi Dieng? Ada banyak paket wisata yang bisa dipilih. Salah satunya Paket Wisata Travel Tour Liburan Dieng 3D2N Open Trip untuk liburan 3 hari 2 malam. Dengan harga yang terjangkau, kita sudah dapat transportasi, homestay, makan, retribusi hingga izin wisata, dokumentasi, tour leader dan peralatan P3K.

Paket wisatanya sudah termasuk berkunjung ke Kompleks Candi Dieng (Candi Gatot Kaca, Candi Arjuna, Candi Bimo), Dieng Volcanic Theatre, Telaga Warna dan Kawah Sikidang. Lalu ada wisata oleh-oleh dan kunjungan ke Bukit Sikunir juga. Lengkap banget, deh!

2. Penduduk Desa Bercocok Tanam Kentang

Sama seperti kehidupan di desa dan dusun sekitar Dataran Tinggi Dieng, banyak warganya yang bercocok-tanam sendiri. Entah itu untuk kebutuhan rumah tangganya sendiri atau dijual kembali. Ada banyak jenis tanaman yang dibudidayakan, tapi salah satu yang paling banyak ditemukan di desa-desa sekitar Dieng adalah kentang. Begitu halnya juga dengan Desa Legetang.

Meski pada saat desa tersebut masih ada, Dataran Tinggi Dieng belum menjadi destinasi wisata yang populer seperti sekarang. Hasil buminya pun belum terkenal seperti sekarang, tapi warga Legetang juga sudah menanam kentang.

3. Berpenduduk Lebih dari 450 Orang di Tahun 1955

Di tahun 1955, tercatat Desa Legetang Dieng dihuni oleh 450 jiwa. Warganya kebanyakan mencari mata pencaharian dengan cara bercocok tanam. Selain itu, anak dari warganya ada juga yang merantau ke desa atau kota lain, meskipun jumlahnya nggak banyak.

4. Mengalami Bencana Longsor

Tanggal 17 April 1955, tepatnya di malam hari saat turun hujan, Desa Legetang Dieng mengalami bencana tanah longsor yang dahsyat. Longsornya berasal dari Gunung Pengamun-amun. Saking dahsyatnya, seluruh penduduk desa hingga desanya itu sendiri tertimbun.

Nggak ada yang selamat dari bencana ini. Jadi kisahnya hanya diceritakan dari mulut ke mulut oleh keturunan yang saat itu nggak tinggal di Desa Legetang. Selain itu, warga yang saat itu tinggal di sekitar Desa Legetang juga menceritakan apa yang mereka tahu terkait peristiwa mengenaskan tersebut.

5. Kebingungan Warga Sekitar Terkait Longsor

Ternyata warga sekitar Desa Legetang saat itu cukup heran dengan bencana longsor yang begitu parah. Pasalnya, jarak Gunung Pengamun-amun ke Desa Legetang adalah ratusan meter. Selain itu, ada parit yang memisahkan antara gunung dan desa tersebut. Bahkan desa lain yang lebih dekat nggak terkena longsoran. Ini masih menjadi rahasia alam hingga kini.

6. Desa Legetang Dieng Tinggal Nama

Blibli Friends penasaran ingin berkunjung ke Desa Legetang Dieng? Sayangnya, desa ini sekarang tinggal nama saja. Sejak terjadinya musibah tanah longsor di tanggal 17 April 1955, dusun yang berisi 450 jiwa itu benar-benar luluh lantak. Dusunnya sudah rata dengan tanah, jadi sekarang nggak bisa dikunjungi lagi.

7. Tugu Beton Desa Legetang

Kalau Blibli Friends menyempatkan diri berwisata ke Dataran Gunung Dieng sekarang, sebenarnya masih bisa melihat sisa-sisa keberadaan desa ini. Di bekas desa itu berada, didirikan tugu beton yang tingginya mencapai 10 meter. Tujuannya adalah untuk mengingatkan warga akan keberadaannya dan bahwa dulu pernah ada bencana tanah longsor di sana.

Tugu yang didirikan di tengah ladang kentang milik salah seorang warga di sana itu seolah menjadi pengingat agar warga tetap berhati-hati setiap harinya selama masih tinggal di kawasan Dieng. Sebaiknya hindari hal-hal yang berbahaya dan tahu apa yang harus dilakukan kalau gunung api mulai aktif.

Sayangnya, sekarang tugu itu tampak nggak terawat, bahkan sudah retak-retak cukup parah di berbagai sisinya. Tugu yang ada di Desa Kepakisan itu bertuliskan jumlah korban bencana tanah longsor yang mencapai 450 orang.


Baca Juga:

Itu dia 7 fakta Desa Legetang Dieng yang menarik. Meski sudah nggak ada lagi desanya, kita masih mengunjungi tugunya untuk tahu di mana tepatnya lokasi Desa Legetang dulu. Yuk, pilih Paket Tour Dieng untuk liburan Blibli Friends selanjutnya. Nikmati pemandangan alam yang indah dan juga berbagai kulinernya yang menarik. Beli paket liburan di Blibli pasti ada promonya, lho!