Ditulis Oleh:
Blibli Friends
Pengertian Tauhid, Jenis Tauhid, Hingga Perannya Bagi Umat Islam
Sebagai seorang muslim, Blibli Friends tentu sudah tidak asing dengan istilah tauhid, bukan? Pasalnya, tauhid merupakan konsep utama agama Islam yang paling penting dan mendasar. Tauhid sendiri artinya meyakini keesaan Allah SWT, baik zat, sifat, maupun pekerjaan-Nya, serta meyakini tiada Tuhan selain Allah SWT.
Selain memahami pengertian dari tauhid, kamu juga harus tahu apa saja jenis-jenis tauhid hingga perannya bagi umat Islam. Langsung saja, artikel ini akan membahas detail mengenai tauhid adalah: pengertian, jenis dan perannya bagi umat Islam!
Baca juga:
Pengertian Tauhid
Sebelum mengetahui apa saja jenis-jenis tauhid, Blibli Friends perlu terlebih dahulu mengenali pengertian dari tauhid itu sendiri. Secara bahasa, tauhid memiliki arti menyatukan atau menjadi satu. Seperti yang disebutkan sebelumnya, tauhid artinya meyakini dan mengimani bahwa Allah SWT itu satu dan merupakan zat yang memiliki segala kesempurnaan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tauhid memiliki arti keesaan Allah SWT yang tidak ada satu pun yang menggantikannya. Tauhid juga berarti meyakini kebenaran seluruh ajaran Allah SWT yang diturunkan dan disebarkan oleh para Rasul-Nya.
Tidak heran jika tauhid adalah dasar agama Islam, pahami jenis dan cara mempelajarinya. Di mana ilmu tauhid menjadi bekal pedoman bagi seluruh umat Islam dalam menjalankan berbagai kewajibannya sebagai umat beragama.
Dalil/Ayat Mengenai Tauhid
Allah SWT telah berfirman melalui sejumlah ayat dalam Al-Qur’an yang mengajarkan tentang tauhid. Berikut ini daftar dalil/ayat tentang tauhid, lengkap beserta lafal latin dan artinya:
Surah Al Baqarah Ayat 163
وَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ لَآاِلٰهَ اِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ
Arab-latin: Wa ilâhukum ilâhuw wâḫid, lâ ilâha illâ huwar-raḫmânur-raḫîm.
Artinya: “Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada tuhan selain Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
Surah Al Anbiya’ Ayat 25
وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا نُوْحِيْٓ اِلَيْهِ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدُوْنِ
Arab-latin: Wa mâ arsalnâ ming qablika mir rasûlin illâ nûḫî ilaihi annahû lâ ilâha illâ ana fa‘budûn.
Artinya: “Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Nabi Muhammad), melainkan Kami mewahyukan kepadanya bahwa tidak ada tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku.”
Surah Az Zumar Ayat 4
لَوْ اَرَادَ اللّٰهُ اَنْ يَّتَّخِذَ وَلَدًا لَّاصْطَفٰى مِمَّا يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۙ سُبْحٰنَهٗۗ هُوَ اللّٰهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
Arab-latin: Lau arâdallâhu ay yattakhidza waladal lashthafâ mimmâ yakhluqu mâ yasyâ’u sub-ḫânah, huwallâhul-wâḫidul-qahhâr.
Artinya: “Seandainya Allah hendak mengambil (makhluk-Nya sebagai) anak, pasti akan memilih yang Dia kehendaki dari apa yang Dia ciptakan. Maha Suci Dia. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.”
Surah Ibrahim Ayat 52
هٰذَا بَلٰغٌ لِّلنَّاسِ وَلِيُنْذَرُوْا بِهٖ وَلِيَعْلَمُوْٓا اَنَّمَا هُوَ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ وَّلِيَذَّكَّرَ اُولُواالْاَلْبَابِࣖ
Arab-latin: Hâdzâ balâghul lin-nâsi wa liyundzarû bihî wa liya‘lamû annamâ huwa ilâhuw wâḫiduw wa liyadzdzakkara ulul-albâb.
Artinya: “(Al-Qur’an) ini adalah penjelasan (yang sempurna) bagi manusia agar mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan agar orang yang berakal mengambil pelajaran.”
Surah An Nahl Ayat 51
وَقَالَ اللّٰهُ لَا تَتَّخِذُوْٓا اِلٰهَيْنِ اثْنَيْنِۚ اِنَّمَا هُوَ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَاِيَّايَ فَارْهَبُوْنِ
Arab-latin: Wa qâlallâhu lâ tattakhidzû ilâhainitsnaîn, innamâ huwa ilâhuw wâḫidun fa iyyâya far-habûn.
Artinya: Allah berfirman, “Janganlah kamu menyembah dua tuhan. Sesungguhnya hanya Dialah Tuhan Yang Maha Esa. Maka, hendaklah kepada-Ku saja kamu takut.”
Surah Al Ikhlas Ayat 1
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
Arab-latin: Qul huwallâhu aḫad.
Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa.”
Surah At Taubah Ayat 129
فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِࣖ
Arab-latin: Fa in tawallau fa qul ḫasbiyallâhu lâ ilâha illâ huw, ‘alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul-‘arsyil-‘adhîm.
Artinya: “Jika mereka berpaling (dari keimanan), katakanlah (Nabi Muhammad), “Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan pemilik ‘Arasy (singgasana) yang agung.”
Surah Muhammad Ayat 19
فَاعْلَمْ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْۢبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِۚ وَاللّٰهُ يَعْلَمُمُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوٰىكُمْࣖ
Arab-latin: Fa‘lam annahû lâ ilâha illallâhu wastaghfir lidzambika wa lil-mu’minîna wal-mu’minât, wallâhu ya‘lamu mutaqallabakum wa matswâkum.
Artinya: “Ketahuilah (Nabi Muhammad) bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah serta mohonlah ampunan atas dosamu dan (dosa) orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Allah mengetahui tempat kegiatan dan tempat istirahatmu.”
Surah Al Kahfi Ayat 110
قُلْ اِنَّمَآ اَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوْحٰٓى اِلَيَّ اَنَّمَآ اِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَرَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًاࣖ
Arab-latin: Qul innamâ ana basyarum mitslukum yûḫâ ilayya annamâ ilâhukum ilâhuw wâḫid, fa mang kâna yarjû liqâ’a rabbihî falya‘mal ‘amalan shâliḫaw wa lâ yusyrik bi‘ibâdati rabbihî aḫadâ.
Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.” Siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya hendaklah melakukan amal saleh dan tidak menjadikan apa dan siapa pun sebagai sekutu dalam beribadah kepada Tuhannya.”
Surah Al Qasas Ayat 88
وَلَا تَدْعُ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَۘ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۗ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ اِلَّا وَجْهَهٗ ۗ لَهُ الْحُكْمُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ
Arab-latin: Wa lâ tad‘u ma‘allâhi ilâhan âkhar, lâ ilâha illâ huw, kullu syai’in hâlikun illâ waj-hah, lahul-ḫukmu wa ilaihi turja‘ûn.
Artinya: “Jangan (pula) engkau sembah Tuhan yang lain (selain Allah). Tidak ada tuhan selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali zat-Nya. Segala putusan menjadi wewenang-Nya dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.”
Jenis Tauhid
Tauhid harus dipahami secara utuh agar maknanya dapat terealisasi dengan baik dalam kehidupan. Secara teoritis, tauhid terbagi dalam tiga jenis, yakni Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah, dan Tauhid Asma Wa-Shifat. Simak penjelasan selengkapnya mengenai masing-masing jenis tauhid berikut ini!
Tauhid Rububiyah
Jenis tauhid yang pertama yakni tauhid rububiyah. Dalam terminologi syariat Islam, istilah tauhid rububiyah memiliki arti meyakini bahwa Allah SWT adalah satu-satunya pencipta, pemilik, dan pengendali alam raya. Dia dapat menghidupkan dan mematikan dengan takdir-Nya serta dapat mengendalikan seluruh alam semesta dengan sunah-sunah-Nya.
Tauhid rububiyah mencakup dimensi keimanan seperti beriman kepada perbuatan-perbuatan Allah SWT yang bersifat umum seperti menciptakan, memberi rezeki, menghidupkan, mematikan, hingga menguasai, beriman kepada takdir Allah SWT, dan yang terakhir beriman kepada zat Allah SWT.
Tauhid Uluhiyah
Jenis tauhid yang kedua yakni tauhid uluhiyah. Kata uluhiyah diambil dari akar kata ‘ilah’ yang memiliki arti ‘yang ditaati’ dan ‘yang disembah’. Pemakaian kata ini lebih dominan digunakan untuk menyebut zat yang disembah sebagai bukti kecintaan, penggunaan, dan pengakuan atas kebesaran-Nya.
Dalam terminologi syariat Islam, tauhid uluhiyah memiliki arti mengesakan Allah SWT dalam ibadah dan ketaatan. Ketaatan di sini mencakup ibadah wajib hingga ibadah sunnah, seperti salat, puasa, zakat, berkurban, berserah diri, dan berharap pada-Nya.
Adanya tauhid ini bertujuan untuk mengingatkan manusia bahwasanya hanya Allah SWT semata Tuhan yang berhak disembah dengan benar. Secara tidak langsung, tauhid ini menjadikan manusia lebih taat dalam mengikuti perintah-Nya.
Tauhid Asma Wa-Shifat
Jenis tauhid yang terakhir yakni tauhid asma wa shifat yang artinya pengakuan dan kesaksian yang tegas atas semua nama dan sifat Allah SWT yang sempurna, sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an dan sunnah rasul-Nya. Allah SWT menetapkan sifat-sifat bagi diri-Nya secara terperinci dengan menyebut bagian-bagian kesempurnaan itu satu persatu.
Hal ini juga menunjukkan bahwa Allah SWT menafikan semua bentuk sifat kekurangan bagi diri-Nya yang bertentangan dengan kesempurnaan-Nya secara umum.
Peran Tauhid dalam Umat Islam
Untuk memberikan pemahaman lebih detail mengenai tauhid, berikut fungsi dan peranan tauhid dalam kehidupan umat Islam sehari-hari.
1. Membentuk Pribadi Unggul
Tauhid berperan dalam membentuk pribadi muslim yang unggul dengan karakteristik pribadi rahmat, tangguh, sukses, dan pribadi yang berguna. Tidak hanya itu saja, tauhid juga dapat menanamkan rasa percaya diri dan mengerti harga diri, serta membentuk manusia menjadi jujur dan adil. Dengan kata lain, muslim yang bertauhid dapat menjalani hidup sebagai pribadi yang lebih baik setiap harinya.
2. Membentuk Jiwa yang Tenang
Orang yang bertauhid umumnya memiliki jiwa yang tenang. Pasalnya, Blibli Friends yang bertauhid akan selalu bersandar kepada Allah SWT karena memiliki pedoman kehidupan yang pasti, di mana meyakini Allah SWT akan memberikan arahan dalam kehidupan. Sebaliknya, seseorang yang tidak bertauhid akan mudah merasa gelisah dan was-was karena tidak memiliki tempat untuk bersandar ketika hati sedang tidak tenang.
Tidak hanya itu saja, tauhid juga berfungsi untuk menghilangkan sifat murung dan putus asa dalam menghadapi rumitnya berbagai persoalan kehidupan, lho. Sehingga bertauhid dapat memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa sekaligus membentuk pribadi dengan pendirian yang teguh, memiliki kesabaran, ketabahan, dan optimisme.
3. Menjauhkan dari Pandangan yang Sempit dan Picik
Peran tauhid yang selanjutnya yakni dapat menjauhkan dari pandangan yang sempit dan picik. Blibli Friends yang bertauhid tidak akan mudah percaya pada hal-hal berbau takhayul. Baik itu sekedar melihat atau bahkan mempercayai ramalan zodiak atau ramalan primbon hingga melakukan kesyirikan seperti melakukan pesugihan atau bahkan mendatangi dukun.
Contoh sederhananya, seseorang yang bertauhid akan selalu meyakini bahwa Allah SWT Maha Melihat. Sehingga dapat mengurungkan niat buruk setiap kali terbesit ingin melakukan hal-hal yang di larangan oleh agama, seperti berbohong, mencontek saat ujian, mencuri, dan berbagai larangan agama lainnya.
Baca juga:
- Doa Nabi Daud: Arti, Tata Cara dan Keutamaan Membacanya
- 10 Hadist Tentang Sabar Beserta Dalilnya untuk Diteladani, Baca di Sini
Itu tadi pengertian tauhid beserta dalil, jenis, dan perannya dalam kehidupan umat Islam. Sebagai seorang muslim, Blibli Friends harus menjadi sosok yang bertauhid sehingga memiliki pedoman hidup yang lebih terarah serta menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih unggul setiap harinya. Untuk itu, sebagai umat Islam sebaiknya kamu senantiasa menjaga ketauhidan dan menjauhi semua larangan-Nya.
Ditulis Oleh:
Blibli Friends